Bisnis properti di Indonesia tahun 2024 ini diperkirakan akan mengalami akselerasi atau percepatan pertumbuhan. Prediksi tersebut berdasarkan pada situasi dan kondisi perekonomian yang terjadi saat ini. Meskipun sudah kita ketahui bersama bahwa tahun ini adalah tahun politik, bulan pebruari depan masyarakat Indonesia akan menyelenggarakan pemilu 2024. Hal tersebut tidak menjadi kekhawatiran bagi bangsa Indonesia khususnya para para pengembang perumahan. Sedikitnya ada empat faktor yang menyebabkan sektor properti akan mengalami akselerasi pertumbuhan, yaitu :
1. Daya Beli Masyarakat
Diperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5,2% pada tahun 2024 ini. Naiknya pertumbuhan ekonomi akan mendorong daya beli masyarakat menjadi lebih baik, maka sektor propertipun akan terdorong naik pula. Dengan naiknya daya beli masyarakat maka otomatis kemampuan belanjanya pun akan meningkat pula. Tentu saja Ini akan menjadi harapan besar bagi pengembang perumahan untuk percaya diri menawarkan produk huniannya.
2. Regulasi Pemerintah
Untuk mendorong sektor properti pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan, antara lain :
Pertama, insentif PPN DTP untuk pembelian rumah harga jual paling tinggi Rp5 miliar dan merupakan PPN terutang pada periode November – Desember 2023. Kedua, melalui Bank BTN pemerintah memberikan insetif bunga KPR sebesar 50% hingga 75% untuk pembelian rumah tapak dengan harga jual paling tinggi Rp1,5 miliar. Diharapkan kebijakan-kebijakan tersebut bisa mendorong pertumbuhan sektor properti lebih optimal.
3. Faktor Demografis
Dari sudut pandang demografis naiknya kebutuhan properti otomatis akan mendorong pertumbuhan properti. Diperkirakan pertumbuhan properti di Indonesia pada tahun 2024 ini akan mencapai 8%-10%. Pertumbuhan ini akan didorong oleh sektor residensial, komersial, dan perhotelan.
Hal ini bisa terjadi, setidaknya ada dua faktor penyebabnya, yaitu : Pertama, adanya kenaikan jumlah penduduk kelas menengah, Pemerintah memperkirakan tahun ini akan terjadi kenaikan kelas menengah sebesar 200 juta orang, jumlah yang cukup besar untuk potensi pasar yang menjanjikan. Kedua, lonjakan arus urbanisasi. Tahun ini diprediksi akan terjadi kenaikan jumlah penduduk yang melakukan urbanisasi sebesar 70% , kenaikan yang cukup signifikan dan memberikan harapan bersar bagi para pengembang. Disimpulkan berdasarkan kedua faktor tersebut maka kebutuhan properti terutama rumah tapak dan apartemen juga akan meningkat.
4. Perubahan Gaya Hidup
Pandemi yang terjadi kurang lebih selama dua tahun sangat berdampak pada perkembangan masyarakat Indonesia. Terjadinya pandemi telah merubah gaya hidup masyarakat, seperti meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kenyamanan. Hal tersebut secara langsung mendorong naiknya permintaan properti menjadi lebih cepat.
Akhir kata, penulis berharap akselerasi pertumbuhan properti tahun 2024 ini terwujud, dengan menjadikan keempat faktor tersebut sebagai navigasi arah para pengembang saat ini.
Penulis/Editor : Haris Sukarna Yudhabrata
Sumber : Dari Berbagai Sumber
.