INFO PROPERTI – Pandemi hingga saat ini belum reda, Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sedang berlangsung, sebagian wilayah di Indonesia masih berlakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) sebagai upaya pencegahan pandemi makin meluas. Dengan diberlakukanya PSBB dan AKB ini berdampak pada kinerja perusahaan, dimana perusahaan mengambil langkah untuk memberlakukan Work From Home (WFH), dampak dari WFH ini terasa sangat berat untuk perusahaan, khususnya bagi para karyawan kantor yang sebelumnya bekerja seharian satu ruangan dengan beberapa orang sekarang harus bekerja dengan banyak pembatasan, baik jumlah maupun kebiasaannya.
Kepala Riset Colliers International Indonesia, Ferry Salanto menyatakan bahwa, krisis ini berdampak terhadap model dan desain perencanaan ruang kerja alternatif, pandemi menyebabkan banyak perusahaan tidak bisa kembali kepada model bisnis sebelumnya.
Budaya kerja WFH menyebabkan para karyawan harus mengatur ulang tempat kerjanya dirumah. Dengan cara memadukan kerja di perkantoran dengan kerja jarak jauh, banyak fihak yang terdampak oleh budaya kerja ini salah satunya adalah sektor properti perkantoran. WFH mengakibatkan tarif sewa dan tingkat keterhunian properti perkantoran mengalami penurunan, jika ini terus berlanjut bukan tidak mungkin sistem kerja dari rumah ini akan menjadi sebuah tuntutan dan keniscayaan.
Baca Juga : Software Keuangan Properti Sistem Laporan Keuangan Yang Terintegrasi
WFH dilakukan hampir diseluruh dunia, bahkan di sembilanbelas negara Asia Pasifik, kombinasi permintaan yang stagnan dengan pasokan yang sudah direncanakan menekan cukup tajam pasar perkantoran. Penyerapan ruang perkantoran pada kuartal dua tahun 2020 ini menurun hingga 56 persen dari kuartal sebelumnya bahkan tidak meutup kemungkinan akan terjadi penurunan hingga sampai 41 persen. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa penurunan akan terjadi semakin curam lagi sampai perusahaan berhasil mengatasi kondisi ini.
Penurunan pemesanan properti tentu saja hal yang tidak menguntungkan, tetapi perlu diketahui juga kemungkinan jumlah penyewa akan mengalami kenaikan pasca pandemi. Hal ini dikarenakan adanya penarikan dari perusahaan hingga waktu yang tidak ditentukan. Maka saat kondisi kembali normal pembelian properti besar-besaran akan terjadi kenaikan hingga dua kali lipat di perusahaan yang terdampak.
Perusahaan harus mencari cara agar tetap stabil dan penurunan tidak terjadi semakin dalam, bukan itu saja perusahaan juga perlu membuat berbagai rencana antisipasi untuk situasi setelah pandemi ini berakhir .
Penulis : Siti Lilik N.R
Editor : Haris Sukarnayudabrata