Industri properti nasional menunjukkan tren meningkat pada semester dua tahun ini. Menurut Indonesia Property Watch ( IPW ) sektor properti tumbuh hingga 5% hingga akhir tahun 2024 ini. Industri properti akan menghadapi banyak tantangan dan peluang serta akan tetap menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejumlah pengembang besar terus menggarap proyek-proyek baru ditengah optimisme terhadap pemerintahan baru meningkat.
Berikut ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi properti pada semester dua ( 2 ) tahun 2024 ini :
1. Berlakunya kebijakan PPN DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah)
Kebijakan PPN DTP yang diberlakukan pemerintah sejak Januari hingga Desember 2024 ini mendorong kenaikan harga properti, akibatnya permintaan properti sedikit menurun. Tetapi hal tersebut tidak terlalu berdampak pada permintaan hunian menengah ke atas yang cenderung cukup stabil oleh perubahan kebijakan tersebut.
2. Suku Bunga yang Dinamis
Bank Indonesia bila mempertahankan suku bunga acuan rendah akan mendorong biaya properti menjadi lebih terjangkau, terutama untuk pembelian melalui skema kredit pemilikan rumah (KPR). Namun perlu diwaspadai bila terjadi inflasi yang akan memaksa terjadinya kenaikan suku bunga dan berdampak pada turunnya minat pembelian hunian, terutama untuk kelas menengah ke bawah.
3. Situasi Politik yang Kondusif
Situasi politik setelah pemilihan umum tahun 2024 ini kondisinya semakin kondusif. Hal ini mendorong naiknya minat investasi di sektor hunian meningkat. Pengembang properti dan investor mulai menentukan strategi investasi jangka panjang. Kondisi tersebut akan terwujud bila kebijakan ekonomi pemerintahan baru mengacu pada kebijakan yang pro-investasi.
4. Pengaruh Urbanisasi dan Pembangunan Infrastruktur
Developer properti dipastikan akan memprioritaskan pengembangan hunian di wilayah yang diuntungkan oleh adanya pembangunan infrastruktur. Bagaimanapun insfrtuktur tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor properti di Indonesia. Hal tersebut bisa dilihat pada program pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur dimana proyek infrastruktur seperti jalan tol, transportasi umum, dan pusat bisnis baru akan menaikan sektor properti.
5. Digitalisasi Properti
Saat ini adalah era digitalisasi dimana penggunaan teknologi digital menjadi sebuah keniscayaan. Digitalisasi berdampak besar pada semua sektor begitu pula dengan industri properti , munculnya PropTech (Property Technology) serta penerapan teknologi seperti Realitas Virtual (Virtual Reality), Augmented Reality. Hal ini tentu saja berdampak pada transaksi properti seperti sistem pemasaran, penjualan, dan manajemen properti. Disimpulkan, teknologi digital ini dari sisi konsumen memberikan kemudahan sedangkan bagi para pengembang menaikan taraf efisiensi.
6. Hunian Berbasis Konsep Berkelanjutan (Green Housing) yang Makin Seksi
Masyarakat indonesia saat ini sudah menyadari akan pentingnya hunian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pada saat ini industri properti mulai menawarkan konsep Green Housing dan sustainable living. Konsep ini sangat menarik bagi generasi kekinian yang sadar akan lingkungan seperti generasi milenial dan Gen Z. Maka dari itu hunian dengan fasilitas hemat energi, pengelolaan air yang baik, dan ramah lingkungan akan menjadi pilihan utama.
7. Dinamika Segmen Pasar Properti
Faktor terakhir yang mempengaruhi properti adalah segmen pasar, untuk konsumen hunian menengah ke atas diperkirakan akan tetap stabil. Sedangkan untuk peminat hunian komersial seperti, pusat perbelanjaan dan ruang kantor masih menghadapi tantangan tetapi masih menarik bagi investor.
Demikianlah sedikit paparan mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitasi kondisi industri properti pada semester dua (2) tahun 2024 ini, penulis berharap para pengembang properti dan investor untuk terus mengupayakan industri properti ini menjadi salah satu sandaran utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Penulis/Editor : Haris Sukarna Yudhabrata
Sumber : Dari berbagai sumber