Properti Indonesia berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Colliers Indonesia telah mencatat adanya kecenderungan pemulihan properti pada kuartal I 2023. Meski, terdapat beberapa sektor yang mengalami pelambatan seperti sektor perbelanjaan dan perkantoran, tetapi sektor lain seperti apartemen dan rumah tapak masih menjadi primadona. Hal ini karena bisnis properti dianggap memiliki prospek jangka panjang yang baik dan recovery dengan cepat pasca Covid-1
Naiknya Indeks Penawaran
Pada pembukaan perdagangan saham yang dilaksanakan Senin (10/7/2023) lalu, terlihat bahwa sektor properti mengalami penguatan baik dari segi penjual maupun konsumen. Indeks harga hingga kuartal I 2023 menunjukkan adanya kenaikan. Di mana terjadi peningkatan secara kuartalan sebesar 1,7% (QoQ). Selain itu, secara tahunan telah terjadi peningkatan sebesar 7,1% (YoY). Sedangkan untuk indeks penawaran mengalami kenaikan secara tahunan sebesar 6,6% (YoY).
Mulai Naiknya Permintaan
Jika dilihat dari segi permintaan, pada kurtal I 2023 ini telah terjadi kenaikan yang cukup besar secara kuartalan yakni mencapai 14,5% (QoQ). Peningkatan ini sebanding dengan penurunan drastis yang terjadi pada kuartal I 2022 mencapai 20%.
Terjadi Penurunan Penjualan
Kemudian, ditinjau dari sisi penjualan berdasarkan Survey Harga Properti Residensial (SHPR) oleh Bank Indonesia. Hingga kuartal I 2023 sektor properti residensial mengalami penurunan secara tahunan di mana penjualan terkoreksi sebesar 8,26% (YoY). Angka ini menurun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh positif secara tahunan sebesar 4,54% (YoY).
Naiknya Penanaman Modal
Namun, jika ditinjau dari sisi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di berbagai sektor properti seperti perumahan, perkantoran, hingga restoran. Telah terjadi peningkatan sebesar 12% diangka Rp 36,14 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 32,15 triliun.
Rincian penanaman modal atau investasi pada sektor properti yakni sebesar 77% atau sekitar Rp 28 triliun dialirkan pada subsektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran. Sedangkan sisanya, 23% atau sekitar Rp 8 triliun dialokasikan pada subsektor hotel dan restoran.
Berdasarkan angka tersebut terlihat bahwa sektor properti memiliki pertumbuhan yang positif untuk jangka panjang dan dapat menjadi pilihan terbaik para investor dalam mengucurkan dananya.
Penulis: Siti Lilik NR
Editor : Haris Sukarna Yudhabrata
Sumber:
https://www.cnbcindonesia.com/market/20230710101900-17-452732/pasar-properti-makin-ketat-kinerja-sahamnya-kian-bertenaga