Penyebaran varian Omicron di Indonesia saat ini situasinya mulai mengkhawatirkan. Menurut Kementerian Kesehatan RI sebanyak 1.090 pasien meninggal sejak Omicron mulai mendominasi di Indonesia. Angka kematian tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang 2022.
Para pelaku industri properti perlu waspada akan dampak dari varian ini . Meskipun sampai saat ini dampak dari varian baru ini belum dirasakan oleh pelaku industri properti, tetapi kewaspadaan harus tetap dilakukan. Mengingat puncak pandemi ini diperkirakan akan terjadi di akhir pebruari ini.
Situasi ini tidak harus kita menjadi pesimis, mengapa demikian ? Karena Prospek industri properti di tahun ini cenderung membaik sesuai dengan pertumbuhan ekonomi nasional saat ini ada dilevel 5,5%. Optimisme ini dilandasi terjadinya tren positif perkembangan properti sejak kuartal I hingga kuartal III. Tren positif ini bertahan hingga semester IV 2021 dimana permintaaan properti kelas menengah mengalami peningkatan.
Para pengembang properti Indonesia sudah mampu beradaptasi dengan situasi pandemi yang sudah berlangsung selama dua tahun ini. Developer sudah mengetahui bagaimana caranya menghadapi kondisi sulit saat menghadapi pandemi.
Developer saat pandemi ini melakukan berbagai upaya untuk bertahan. Ada dua cara yang sedang dilakukan developer untuk menyiasati dampak buruk dari pandemi ini, yaitu pemasaran online dan pemanfaatan insentif PPN DTP dari pemerintah.
Strategi pemasaran online mau tidak mau harus diambil oleh developer di era digital ini . Digital marketing ini menjadikan proses pemasaran terus berlangsung dan penjualanpun mengalami kenaikan yang menjanjikan. Selain itu dukungan pemerintah dengan berlakunya perpanjangan insentif PPN DTP juga ikut membantu.
Kedua hal tersebut menjadi harapan bagi industri properti untuk terus bertahan walaupun beratnya terpaan gelombang pandemi saat ini. Pandemi mendorong para pengembang menjadi lebih kreatif dalam menjalankan bisnis usahanya.
Bagaimanapun kita harus tetap optimis untuk terus bergerak meskipun tantangan berat pandemi belum mereda entah sampai kapan.
Sumber : Dari berbagai sumber
Penulis/Editor : Haris Sukarna Yudhabrata