Monitoring kontrol keuangan pada bisnis properti sangatlah penting. Tujuannya adalah untuk memastikan keberlanjutan operasional, keuangan yang sehat, dan pengelolaan risiko yang baik. Berikut ini ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memantau keuangan pada bisnis properti:
1. Sistem Pelaporan Keuangan
Dipastikan bahwa sistem pelaporan keuangan terintegrasi dan informasinya akurat serta terperinci tentang kondisi keuangan bisnis properti. Laporan keuangan harus mencakup neraca, laporan laba rugi, dan arus kas.
2. Pemantauan Arus Kas
Proses monitoring arus kas secara terperinci, tujuannya adalah untuk memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban pembayaran, termasuk cicilan pinjaman, biaya operasional, dan investasi lainnya.
3. Kontrol Ketat Biaya Pengeluaran
Terapkanlah kebijakan pengeluaran yang ketat dan jelas untuk mengontrol biaya operasional. Pemantauan rutin terhadap pengeluaran membantu mencegah pemborosan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
4. Pemantauan Pembayaran Hutang
Perhatikanlah kewajiban membayar utang, mencakup tingkat dan tenggat waktu pembayarannya, hal ini membantu mengelola risiko keuangan dan memastikan kemampuan bisnis untuk memenuhi kewajibannya.
5. Evaluasi Sumber Pendapatan
Melakukan evaluasi terhadap sumber pendapatan, termasuk sewa properti, penjualan unit properti, atau sumber pendapatan lainnya. Pemantauan ini membantu mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan pendapatan atau diversifikasi sumber pendapatan.
6. Analisis Laba Rugi Proyek
Selalu analisis laba rugi proyek secara individual, terutama jika bisnis properti terlibat dalam pengembangan proyek-proyek tertentu. Memahami kinerja proyek membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
7. Evaluasi Kinerja Investasi
Lakukan evaluasi berkala terhadap kinerja investasi properti. Hal ini mencakup penilaian nilai properti, potensi apresiasi, dan efisiensi pengelolaan aset.
8. Kepatuhan Perpajakan dan Hukum
Pastikan bisnis properti mematuhi semua aturan perpajakan dan hukum yang berlaku. Ini melibatkan pemantauan perubahan regulasi yang dapat mempengaruhi bisnis properti.
9. Pengelolaan Risiko Keuangan
Identifikasi dan kelola risiko keuangan yang dapat mempengaruhi bisnis properti. Ini melibatkan pengembangan strategi untuk mengurangi risiko dan melibatkan asuransi ketika diperlukan.
10. Audit Internal dan Eksternal
Lakukan audit internal secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas kontrol keuangan. Selain itu, pertimbangkan untuk melibatkan pihak eksternal untuk audit independen guna memastikan objektivitas.
11. Pelaporan dan Kepatuhan Terhadap Kreditur
Pastikan bahwa pelaporan kepada kreditur (jika ada) dilakukan secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan perjanjian kredit. Ini mendukung hubungan yang baik dengan pihak kreditur.
Dengan memantau dengan cermat kontrol keuangan, bisnis properti dapat mengidentifikasi potensi masalah dengan cepat, mengoptimalkan kinerja keuangan, dan meningkatkan daya tahan terhadap perubahan pasar atau kondisi ekonomi.
Penulis/Editor : Haris Sukarna Yudhabrata
Sumber : Dari berbagai sumber