Sudah menjadi tradisi setiap menjelang pemilu kita selalu dihadapkan pada situasi yang tidak menentu. Bisa dikatakan bahwa tahun politik biasanya identik dengan ketidakpastian dan berdampak negatif terhadap perekonomian, salah satunya adalah sektor properti. Namun sepertinya hal itu tidak akan terjadi di pemilu 2024 ini.
Perlu diketahui bahwa perhelatan lima tahunan ini akan menelan anggaran yang cukup besar, yaitu sebesar Rp76,7 triliun, tentu saja hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan properti akan meningkat. Bukan itu saja pertumbuhan ekonomi tersebut memicu daya beli masyarakat khususnya untuk properti akan ikut naik pula. Hal penting lainnya adalah insentif PPN yang digulirkan oleh pemerintah berdampak cukup besar pengaruhnya pada usaha sektor hunian ini.
Inilah yang menjadi alasan bahwa pemilu 2024 tidak akan berpengaruh banyak pada kondisi ekonomi. Meskipun begitu, terjadinya kontraksi pemilu ini tetap perlu diwaspadai dan diantisipasi. Mengingat hal itu akan menimbulkan ketidakpastian dan polarisasi atau konflik politik yang tinggi, dimana kesemua itu bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Menghadapi hal tersebut pengembang perlu melakukan strategi pemasaran yang lebih efektif untuk menarik minat masyarakat membeli rumah. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti media sosial, media massa, dan acara offline.
Hal penting lainnya cobalah tawarkan harga yang kompetitif dan menarik pada masyarakat tetapi tentu saja dengan tidak melupakan efisiensi biaya serta kualitas bangunan yang akan ditawarkan.
Akhir kata, dengan upaya-upaya tersebut diharapkan terbuka peluang pasar yang cukup luas tanpa rasa was-was dan tetap optimis menghadapi pemilu 2024 nanti.
Penulis/Editor : Haris Sukarna Yudhabrata
Sumber : Dari berbagai sumber