Penurunan suku bungan acuan atau BI Rate yang diputuskan oeh Bank Indonesia (BI) menjadi 5,5% memiliki dampak signifikan terhadap sektor properti. Secara otomatis hal tersebut mendorong terjadinya percepatan pembangunan perumahan. Sektor properti yang memiliki efek berganda (multiplier effect) terhadap sektor lainnya akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dalam negri. Dalam konteks ekonomi makro, suku bunga rendah secara global mendorong naiknya konsumsi dan investasi juga untuk sektor real estate. Tentu saja kondisi ini bagi developer menjadi sebuah peluang dan kesempatan untuk meraih kentungan besar.
Dampak Positif Turunnya Suku Bunga :
1. Menaikan Daya Beli Masyarakat
Pada sektor properti dampak langsung dari turunnya suku bunga adalah nilai cicilan rumah menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat, terutama kalangan menengah dan milenial. Hal tersebut dikarenakan dengan turunnya suku bunga maka otomatis suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pun akan menurun, otomatis daya beli masyarakatpun meningkat.
2. Menaikan Ketersediaan Lapangan Kerja
Menurut data dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bahwa tahun 2024 lalu, sektor properti menyumbang 14 persen terhadap PDB nasional dan menyerap lebih dari 7 juta tenaga kerja secara langsung dan tidak langsung. Maka diharapkan pada 2025 ini penurunan suku bunga saat ini dapat menaikan ketersediaan lapangan kerja baru lebih dari tahun sebelumnya.
3. Memicu Terjadinya Percepatan Pembangunan.
Dari aspek pembiayaan, turunnya suku bunga suku bunga diharapkan dapat mendorong pengembang untuk mengakses kredit konstruksi dengan biaya yang lebih hemat. Maka hal ini akan berdampak pada percepatan pembangunan dan secara finansial proyek-proyek perumahan menjadi lebih layak. Hal lainnya adalah lembaga keuangan dan perbankan cenderung akan lebih agresif untuk menyalurkan kredit dimana risiko gagal bayar menjadi lebih rendah.
4. Menaikan Iklim Investasi
Penurunan suku bunga menjadi katalis penting untuk mendorong pembangunan perumahan. Bukan saja sebagai penarik permintaan dari konsumen juga memberikan ruang bagi pengembang untuk mengekspansi bisnisnya secara lebih efisien. Maka dari itu peran kebijakan moneter sangat strategis dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif di sektor properti. Suku bunga rendah akan mempermudah pembiayaan proyek properti, baik untuk pengembang maupun konsumen. Penurunan BI Rate juga telah meningkatkan minat investor di sektor properti dan perbankan digital.
Namun perlu digarisbawahi, bahwa optimalisasi keuntungan penurunan suku bunga ini perlu didukung oleh faktor lainnya seperti kestabilan ekonomi, kemudahan perizinan, dan ketersediaan lahan. Bila kondisi makro tersebut tidak mendukung, maka penurunan suku bunga tidak akan mampu menggerakkan sektor perumahan secara maksimal. Bukan itu saja perlu adanya keseimbangan pasar yang terjaga untuk mencegah terjadinya inflasi properti yang tidak menguntungkan.
Penulis/ Editor : Haris Sukarna Yudhabrata
Sumber : Dari berbagai sumber.