Kepercayaan investor terhadap sektor properti di Indonesia merupakan indikator penting untuk mengukur kesehatan dan prospek industri properti. Saat ini sektor properti Indonesia menghadapi banyak tantangan dan peluang yang sangat berpengaruh terhadap keputusan investasi. Ada beberapa faktor seperti suku bunga, inflasi, dan stabilitas politik. Semua itu memainkan peran penting dalam membentuk pandangan investor terhadap prospek bisnis properti di Indonesia.
Sedikitnya ada tiga (3) hal penting yang mempengaruh iklim investasi properti di Indonesia, yaitu :
1. Dampak Tingginya Suku Bunga dan Inflasi
Tingginya suku bunga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kepercayaan investor terhadap sektor properti. Naiknya suku bunga mendorong tingginya biaya pinjaman akibatnya pengembang properti dan konsumen selektif mengambil kebijakan finansial. Umumnya tren kenaikan suku bunga dipicu oleh bank sentral untuk mengendalikan inflasi. Hal tersebut akan berakibat menurunnya investasi properti, terutama bagi investor yang bergantung pada pembiayaan kredit.
Namun di satu sisi inflasi tinggi berpengaruh terhadap harga material konstruksi dan biaya operasional pengembang. Situasi ini berpengaruh besar terhadap margin keuntungan dan kepercayaan investor jangka pendek. Sedangkan investor jangka panjang sektor properti tetap memiliki potensi besar terutama di wilayah yang tinggi permintaan huniannya.
2. Pengaruh Stabilitas Politik dan Regulasi Pemerintah
Tahun 2024 adalah tahun politik, para investor sangat berhati-hati mengambil kebijakan dalam berinvestasi. Perlu dimaklumi bahwa stabilitas politik sangat berpengaruh pada iklim investasi, potensi perubahan kebijakan ekonomi dan regulasi perlu diwaspadai. Namun, di sisi lain, dukungan pemerintah pada sektor properti melalui program subsidi perumahan dan kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (DTP), memberikan harapan besar bagi investor.
Faktor penting lainnya yang mempengaruhi kepercayaan investor adalah adanya regulasi pemerintah yang jelas dan kebijakan yang pro-bisnis. Pelonggaran Loan to Value (LTV) kredit perumahan, insentif pajak, pembangunan infrastruktur menjadi daya tarik bagi investor properti. pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol dan fasilitas umum di berbagai daerah mendorong nilai properti di kawasan tersebut cenderung naik.
3. Tingginya Permintaan Pasar dan Terjadinya Backlog Hunian
Saat ini permintaan hunian terutama segmen kelas menengah terus meningkat, ini mendorong investor optimis berinvestasi di sektor properti. Tingginya Backlog hunian dan banyaknya keluarga yang belum memiliki rumah menjadi peluang besar bagi pengembang. Namun begitu kebutuhan pasar kelas menengah sampai kelas bawah seperti rumah tapak maupun apartemen tetap menjadi fokus utama investasi.
Perlu diketahui juga bahwa, munculnya tren hunian hijau atau eco green living juga menarik minat investasi disektor properti. Seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap hunian berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Tentu saja hal tersebut menjadikan berinvestasi di sektor properti akan semakin menarik.
Penulis/Editor : Haris Sukarna Yudhabrata
Sumber : Dari berbagai sumber