Bisnis properti merupakan usaha yang sangat berdampak pada sektor usaha lain, banyak sektor yang bergantung pada industri ini. Tetapi dibalik pengaruh yang besar itu bisnis ini tidaklah serta merta mendapatkan kemudahan. Salah satu dari kesulitan tersebut adalah masalah perizinan. Sulitnya perizinan usaha properti di Indonesia memang bukan hal baru dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pengembang.
Namun tahun ini ada berita baik, pemerintah mempermudah perizinan sektor properti tujuannya untuk mendorong uasaha hunian ini menaikan ekonomi nasional. Namun kita harus waspada bahwa setiap kebijakan yang diberlakukan tidaklah selalu baik, selain dampak positif pasti ada juga negatifnya. Penulis akan mengajak pembaca untuk menganalisa apa dampak positif dan negatifnya kebijakan tersebut:
1. Dampak Positif
Kemudahan perizinan ini bisa mendorong naiknya investasi, maka secara langsung pasokan properti akan naik dan permintaan pasar terpenuhi. Hal tersebut berdampak pada developer untuk mempercepat pembangunan proyeknya maka daya saingpun akan naik. Dampak positif lainnya adalah biaya perizinan yang biasanya rumit dan mahal sekarang menjadi murah dan cepat.
2. Dampak Negatif
Cepatnya penyelesaian proyek mengakibatkan developer abai terhadap kualitas bangunan maka terjadilah penurunan kualitas properti. Tidak hanya itu saja kebijakan perizinan tersebut memicu persaingan yang semakin ketat maka developer akan lebih sulit menjual produknya. Masalah lainnya yang perlu diperhatikan juga terjadinya spekulasi, harga properti naik secara tidak wajar mengakibatkan harga properti sulit dijangkau oleh masyarakat.
Ada kekhawatiran mudahnya perizinan properti ini hanya untuk memberi nilai tambah saja bagi para penanam modal atau investor. Oleh karena itu developer perlu waspada dan hat-hati mensikapi kebijakan tersebut, pertimbangkanlah dampak-dampak tersebut sebelum memutuskan untuk memanfaatkannya.
Penulis/ Editor : Haris Sukarna Yudhabrata
Sumber : dari berbagai sumber